Kamis, 11 Juni 2015

hama dan penyakit pada gandum fakultas pertanian universitas andalas

TUGAS MAKALAH 
TEKNOLOGI PRODUKSI PANGAN I
 hama pada gandum 

OLEH: DILLA TRIYANA ASNANDA 
1310211047
 KELAS F 
DOSEN PENGASUH Dr. Yulmira Yanti, SSi. MP
 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
 FAKULTAS PERTANIAN 
UNIVERSITAS ANDALAS 
PADANG
 2015


 KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Teknologi Produksi Tanaman Pangan I. Makalah ini penulis buat untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Pangan I. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan Makalah ini, kepada dosen mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman Pangan I dan juga rekan-rekan yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini penulis juga mengucapkan terima kasih. Penulis mengakui bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan sehingga penulis menerima kritik dan saran agar ke depannya penulis bisa melakukannya lebih baik lagi. 

 Padang, Februari 2015
 Penulis


 BAB I 
 PENDAHULUAN
 1.1 Latar Belakang 
 Hama dan penyakit merupakan kendala utama dalam produksi tanaman. Untuk mengatasi kehilangan tersebut perlu adanya usaha untuk menekan perkembangan hama penyakit tersebut. Jenis serangga hama dan macam penyakit telah dilaporkan menyerang tanaman , namun hanya beberapa yang secara ekonomi sering menimbulkan kerusakan berat. Beberapa jenis hama yang dilaporkan sering menimbulkan kerusakan ekonomis yaitu lalat bibit (Atherigona sp.), ulat grayak (Spodoptera sp.), kumbang landak (Dactylispa sp.), kutu daun/aphis (Rhopalosiphum maydis), penggerek batang (Ostrinia furnacalis), penggerek tongkol (Helicoverpa armigera), dan kumbang bubuk (Sitophilus sp.) Sedangkan jenis penyakit utama yang sering menimbulkan kerusakan pada jagung yaitu penyakit bulai (Peronosclerospora sp.), penyakit karat (Puccinia sp.), bercak/hawar daun (Drechslera/Helminthosporium sp.), hawar upih (Rhizoctonia sp.), busuk tongkol/batang (Fusarium sp., Diplodia sp.), busuk biji (Aspergillus spp., Fusarium sp., dll.), dan virus mosaik (virus mosaik tebu, virus kerdil jagung). Untuk dapat mengendalikan hama penyakit jagung tersebut perlu adanya komponen- komponen pengendalian yang efektif terhadap masing-masing hama penyakit. Komponen-komponen pengendalian yang banyak direkomendasikan dalam pengendalian hama penyakit pada garis besarnya meliputi : varietas tahan, cara kultur praktis, musuh alami, dan pestisida. Penggunaan pestisida yang telah berkembang pesat ternyata banyak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan seperti timbulnya spesies hama resisten, binasanya mahluk-mahluk berguna bukan sasaran, terjadinya pencemaran lingkungan, dan keracunan pada manusia. Mengingat banyaknya faktor luar yang mempengaruhi perkembangan hama maupun patogen serta tanaman jagung itu sendiri, perlu perakitan komponen-komponen pengendalian tersebut dalam suatu kegiatan yang dikenal sebagai pengendalian hama penyakit terpadu (PHT). Dalam pengendalian terpadu harus selalu memperhatikan etika lingkungan yang ekosentrik, sehingga penggunaan pestisida berbahaya secara bijaksana diusahakan sebagai alternatif terakhir, apabila tidak ada cara lain yang bisa diterapkan.
 1.2 Tujuan Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari penyakit-penyakit dan hama yang menyerang tanaman. 


 BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN GANDUM

 A. Hama Pada Tanaman Gandum
 1. Aphids (kutu daun) 
Aphids adalah hama berbadan lunak dan transparan menyerang dengan cara menghisap dan menyebabkan daun berwarna kekuningan dan mati prematur.
 a. Klasifikasi dari kutu daun
 Kingdom : Animalia 
Phylum : Arthropoda
 Kelas : Insekta
 Ordo : Hemiptera 
Famili : Aphididae Genus : Aphis
 Spesies : Aphis gossypii

 b. Bioekologi
 Secara umum kutu berukuran antara 1-6 mm, tubuh lunak, berbentuk seperti buah pear, pergerakan rendah dan biasanya hidup secara berkoloni (bererombol). Perkembangan optimal terjadi pada saat tanaman bertunas. Satu generasi berlangsung selama 6-8 hari pada suhu 25ºC dan 3 minggu pada suhu 15ºC.Secara visual, bentuk dan ukuran spesies-spesies kutu daun ini serupa. 

 c. Gejala Serangan dan Morfologi Kutu daun (A. gossypii)
 Gejala serangan aphid hampir mirip dengan serangan tungau, akibat cairan daun yang dihisapnya, menyebabkan daun menjadi melengkung ke atas, keriting (kadang memelintir ke samping), dan belang-belang. Daun seringkali menjadi layu, menguning, dan akhirnya rontok. Berbeda dengan tungau, kutu aphid memiliki kemampuan berkembang biak sangat cepat, karena selain dapat memperbanyak diri dengan perkawinan biasa, hama ini juga mampu bertelur tanpa pembuahan. Secara umum, serangan aphid menimbulkan sejumlah dampak berikut pada tanaman:
 • daun melengkung ke atas, keriput, atau memelintir 
• daun berbintik-bintik
 • daun menguning, layu, dan rontok
 • pertumbuhan terhambat, tanaman menjadi kerdil 
• tunas dan percabangan tidak berkembang
 • tanaman gagal berbunga, sehingga produktivitas/hasil panen sangat rendah
 d. Pengendalian
 • Rotasi atau Pergiliran Tanaman Pergiliran tanaman dengan menanam tanaman selain gandum di arela pertanaman gandum dapat diaplikasikanuntuk mengendalikan serangan.
 • Varietas resisten Penanaman varietas tahan gandum telah banyak dilakukan dan terbukti efektif dalam mengendalikan.

2. Walang Sangit 
Walang sangit menyerang jaringan batang dan biji yang sedangtumbuh dengan cara merusak. Bila walang sangit memakan bijiselama masak susu maka biji akan rusak, bila menyerang padaperkembangan lanjut akan menyebabkan biji kisut. Bila memakan titik tumbuh menyebabkan tanaman menjadi steril.

 a. Klassifikasi 
Ordo : Hemiptera
 Famili : Alydidae 
Genus : Leptocorisa 
Spesies : Leptocorisa acuta Thunberg

 b. Bioekologi : 
 Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi pada fase pemasakan. Serangga apabila diganggu akan mempertahankan diri dengan mengeluarkan bau. Selain sebagai mekanisme pertahanan diri, bau yang dikeluarkan juga digunakan untuk menarik walang sangit lain dari spesies yang sama. Fase pertumbuhan tanaman padi yang rentan terhadap serangan walang sangit adalah dari keluarnya malai sampai matang susu karena mengisap buah padi sehingga buahnya kosong. Telur walang sangit berwarna hitam kecoklat-coklatan yang diletakkan dalam barisan di permukaan atas daun padi. Jumlah telur pada setiap kelompok kira-kira 10-20 butir. Setiap walang sangit betina dapat bertelur lebih dari 100 butir telur dan telur akan menetas setelah 6-7 hari. Nimfa mengalami 5 instar selama 17-27 hari. Walang sangit yang dewasa berbentuk langsing dan panjangnya sekitar 16-18 mm. Bagian perut berwarna hijau atau krem dan pada punggungnya berwarna coklat kehijau-hijauan. Daur hidup rata-rata mencapai sekitar 5 minggu, lebih kurang 23-34 hari. Bila keadaan kehidupan ideal, daur hidupnya dapat mencapai 115 hari. Ambang ekonomi walang sangit adalah lebih dari 1 ekor walang sangit per dua rumpun pada masa keluar malai sampai fase pembungaan. Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butiran gabah yang sedang mengisi
. c. Gejala dan kerugian yang ditimbulkan : Baik nimfa maupun walang sangit dewasa mengisap bulir pada yang masih pada tingkatan masak susu sehingga malai padi menjadi hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak. Sebelum butiran padi terbentuk, walang sangit mengisap tunas-tunas muda dan daun muda yang empuk dan berair. Pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam. Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit dapat mencapai antara 10-40%. 
 d. Pengendalian Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
 a. Bertanam serempak agar makanan tidak tersedia terus-menerus sehingga dapat memutus siklus hidupnya. 
b. Peningkatan kebersihan dengan Kendalikan gulma di sawah dan di sekitar pertanaman. c. Mengumpulkan dan memusnahkan telur sehingga mengurangi jumlah hama ini.
 d. Melepas mus
uh alami seperti jangkrik, laba-laba, parasitoid Chrysona spp., capung. 
e. Ratakan sawah dan pupuk secara merata agar pertumbuhan tanaman seragam.
f. Tangkap walang sangit dengan menggunakan jaring sebelum stadia pembungaan
g. Umpan walang sangit dengan menggunakan ikan yang sudah busuk, daging yang sudah rusak, atau dengan kotoran ayam. h. Rotasi tanaman agar dapat memutus siklus hidup dari walang sangit. 
i. Penyemprotan dengan insektisida. Aplikasi insektisida dilakukan apabila serangan sudah mencapai ambang ekonomi. 

3. Ulat Gerayak
 Ulat Gerayak dan ulat penggerek batang menyebabkankerusakan berat pada areal yang cukup luas. Gejala serangan rusaknya pinggir daun sampai ke bagian tengah daun atau ujungtanaman, larva hama ini dapat merusak bagian leher tanamanbahkan beberapa spesies memakan bagian akar atau bagiandalam akar. Ulat Gerayak dan ulat penggerek batang menyebabkan kerusakan berat pada areal yang cukup luas. 
Gejala serangan rusaknya pinggir daun sampai ke bagian tengah daun atau ujung tanaman, larva hama ini dapat merusak bagian leher tanaman bahkan beberapa spesies memakan bagian akar atau bagian dalam akar. Hama ini terdiri dari banyak spesies. Ulat grayak biasanya menyerang secara mendadak pada malam hari. Tanaman yang terserang akan menjadi rusak, terutama daunnya habis dimakan ulat. Ledakan populasi kerap terjadi karena adanya perubahan iklim, yaitu periode kering diikuti dengan curah hujan dan kelembapan tinggi. Selain itu, kondisi lingkungan tidak menguntungkan bagi perkembangan populasi predator dan parasit dari hama ini.

 4. Sundep Sundep dapat mematikan tanaman, gejala yang ditunjukanpucuk tanaman berwarna putih, bila pangkal tanaman dibelahakan di dapati ulat. Biasanya tanaman yang terserang 10 - 15% dan serangan ini jarang menyebabkan kerusakan pada arealyang luas.

 B. Penyakit Pada Tanaman Gandum
 1. Penyakit Karat (Rust) dibagi 3 yaitu : 
a. Karat jalur atau karat kuning disebabkan patogen Puccinia Striiformis. 
b. Karat daun atau karat coklat (Leafor brown rust) di sebabkan patogen Puccinia rencondita f.sp tritici.
 c. Karat Batang atau karat hitam disebabkan patogen Puccinia gramini f.sp tritici.
 Klassifikasi jamur pada karat batang Kingdom: Fungi 
 Phylum : Basidiomycota
 Class : Basidiomycetes 
 Ordo : Uredinales 
Family : Uredinaceae
 Genus : Puccinia 
 Species : Puccinia recondita 

 Pengendalian dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut
. a. Menanam varietas tahan. 
b. Mengatur kelembaban. 
c. Eradikasi tanaman yang terinfeksi karat daun dan gulma. 
d. Sanitasi kebun.
 e. Penggunaan fungisida dengan bahan aktif benomil. 

 2. Penyakit Bercak Daun (leaf and glume blotch) disebabkan Septoria tritici, Septoria nodorum, Septoria avenal f. Sp. trificea.
 3. Penyakit Busuk Akar, Hawar Kecambah dan Bercak Daun disebabkan Drechslera (Helminthosporium) sativa dan Drechslera tritici repentis. 
4. Penyakit Busuk Pangkal Batang disebabkan Fusarium culmorum dan Fusarium graminearum. Gambar penyakit busuk akar Penyakit lain yang dijumpai pada tanaman gandum adalah blight daun disebabkan Alternaria triticina, penyakit eyespot disebabkan Pseudo cercosporella herpotrichoides, penyakit busuk hitam akar yang disebabkan Gaeumannomyces graminis, penyakit tepung disebabkan Erysiphe graminis F. sp. tritici, penyakit kudis, dan penyakit kerdil kuning.


 PENUTUP
 Kesimpulan
Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit merupakan beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama tanaman. Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses – proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Untuk membasmi hama dan penyakit, sering kali manusia menggunakan oat – obatan anti hama. Pestisida yang digunakan untuk membasmi serangga disebut insektisida. Adapun pestisida yang digunakan untuk membasmi jamur.



 DAFTAR PUSTAKA

 Pracaya. 2008. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya. Rismunandar. 2003. Hama Tanaman Pangan dan Pembasmiannya. Bandung: Sinar Baru Algensindo Rismunandar. 2003. Penyakit Tanaman Pangan dan Pembasmiannya. Bandung : Sinar Baru Algensindo

1 komentar: